-
Nongkrong vs Kerja vs Ibadah: Renungan Perbandingan Jumlah Jam yang Jauh dari Kata Adil
Kehidupan kita dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan sehingga kita kerap merasa sangat sibuk dan tidak memiliki waktu ‘me time’ yang cukup. Kita seringkali mengeluh tidak bisa melakukan banyak hal karena banyaknya pekerjaan. Setelah liburan tiba, kita merasa berhak menghabiskan sebagian uang kita untuk membahagiakan diri dengan melakukan liburan, berbelanja, dan sebagainya. Bekerja kerap menjadi prioritas hidup sampai kita lupa tujuan utama kita hidup di dunia.
Sama halnya dengan bersosialisasi, kita kerap nongkrong bersama teman-teman sebagai salah satu wujud sosialisasi. Setiap minggu atau bahkan setiap sepulang kerja, kita pasti menyempatkan waktu barang satu atau dua jam untuk sekadar nongkrong dan ngopi-ngopi bersama teman. Kadang, kita bahkan lupa waktu sampai menghabiskan malam hanya sekadar berbincang ringan dan melepas stress. Pernahkah Anda merasa ada kegiatan yang belum Anda lakukan setiap harinya? Pernahkah Anda terpikir untuk ibadah? Pernahkah?
Bekerja yang melelahkan dan kerap membuat stress saja rela kita kerjakan demi mendapatkan nafkah, kita bahkan rela menyediakan waktu berjam-jam untuk nongkrong bersama teman padahal Anda sudah lelah bekerja setiap harinya, bagaimana mungkin Anda merasa keberatan hanya untuk melakukan ibadah yang hanya beberapa menit saja setiap harinya? Persentase waktu bekerja, nongkrong, dan ibadah seringkali sangat jauh berbeda.
Jika waktu dalam sehari diibaratkan 100%, maka ibadah mungkin hanya 10%-nya saja. Itu pun kadang kita masih merasa malas dan enggan melakukannya. Mengapa hal tersebut terjadi? Berikut beberapa hal yang biasanya membuat Anda enggan melakukan ibadah.
Tidak diprioritaskan
Kebanyakan dari kita tidak memprioritaskan ibadah. Masih menyangkal? Coba tanyakan kepada diri sendiri, pernahkah Anda meninggalkan pekerjaan Anda demi bisa solat di awal waktu? Seberapa sering? Jika Anda selalu melakukannya, Anda dapat dikatakan sudah memprioritaskan ibadah di atas pekerjaan. Namun, jika Anda masih menunda ibadah karena ‘tanggung’ sedang melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu, berarti Anda belum meletakkan ibadah sebagai hal yang paling atas.
Merasa uang adalah segalanya
Hal kedua yang membuat Anda enggan melakukan ibadah adalah merasa ibadah tidak memberikan apa-apa sedangkan bekerja akan menghasilkan uang yang dapat kita habiskan untuk berbagai hal yang kita inginkan. Padahal kita tentunya sudah tahu bahwa uang bukanlah segalanya.
Ada banyak hal yang tidak dapat kita miliki dengan uang. Ketenangan hidup dan rasa cukup adalah hal yang tidak dapat kita beli dengan uang dan hanya bisa kita dapatkan dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Kita bisa jadi punya banyak uang dan mampu membeli segalanya, namun, kita bisa jadi semakin tidak tenang karena takut kehilangan uang Anda
Kita mungkin menghasilkan banyak uang dari apa yang kita kerjakan, tetapi kita tidak pernah merasa cukup karena selalu melihat ke atas dan selalu ingin menggapai standar kehidupan yang lebih tinggi, tidak pernah puas.
Kehidupan hanya di dunia saja
Hal ketiga yang membuat Anda merasa ibadah dapat dinomorduakan adalah anggapan bahwa hidup hanya ada di dunia saja sehingga kita harus memanfaatkan hidup sebaik-baiknya untuk melakukan apa yang kita mau. Bekerja untuk menghasilkan banyak uang, dan bersosialisasi agar mendapatkan status sosial yang tinggi. Kita lupa bahwa dunia ini fana, sementara. Sementara setelah mati, akan ada kehidupan lain, yang abadi. Kita membutuhkan bekal yang cukup agar kita selamat pada kehidupan kita selanjutnya kelak. Bekal tersebut didapatkan dari melakukan ibadah.
Jadi bagaimana? Apa Anda masih merasa ibadah hal yang berat? Hal di atas dapat sebagai bahan renungan Anda. Bagaimana Anda menghabiskan waktu Anda setiap harinya? Apakah Anda sudah adil dalam membagi waktu untuk dunia dan waktu untuk melakukan ibadah? Mungkin hal tersebut adalah jawaban dari berbagai permasalahan hidup yang Anda lalui saat ini. Mengapa Anda merasa tidak pernah cukup dan mengapa Anda kerap merasa hidup sangat keras memukul Anda. Mari benahi ibadah kita dan buat hidup kita lebih bermakna dengan banyak bersyukur agar kita dapat mencapai kedamaian dalam hidup dan memiliki bekal yang cukup untuk kehidupan kita selanjutnya.
Tags: nongkrong, kerja, ibadah, perbandingan waktu